PRINSIP KERJA ALAT DO DISSOLVED OXYGEN METER ADALAH
Alat
Ukur Dissolved Oxygen (DO) meter memiliki beberapa komponen utama seperti pada gambar di
bawah ini. Kita melihat ada dua elektrode utama dimana komponen
masing-masing memiliki posisi sebagai katode dan anode. Batang katode
terbuat dari logam mulia seperti emas atau platina. Sedangkan batang
anode terbuat dari bahan perak. Kedua elektrode ini dikelilingi cairan
elektrolit KCl dengan pH netral. Permukaan elektrode perak akan membuat
senyawa AgCl yang sifatnya stabil, dan membuat elektrode ini memiliki
beda potensial yang tetap. Oleh karena itu anode pada DO meter ini
berfungsi sebagai elektrode referensi.
Ag + Cl– → AgCl + e–
Ag + Cl– → AgCl + e–
baca juga arti /definisi/pengertian DO/DISSOLVED OXYGEN/ OKSIGEN TERLARUT
Larutan
KCl menutupi kedua elektrode DO dissolved oxygen meter dengan sebuah
wadah kedap yang pada bagian ujung adalah berupa komponen penting
lainnya yaitu membran teflon. Membran ini hanya bisa dilewati oleh gas
terlarut yang ada di dalam cairan terukur. Ia tidak akan bisa dilewati
oleh material lain termasuk ion, senyawa lain, dan tentu saja padatan
pengotor.
Prinsip kerja DO meter adalah berdasarkan fenomena polarografi yang terjadi di antara dua elektrode katode dan anode. Tegangan listrik negatif diberikan kepada elektrode katode. Adanya tegangan negatif ini akan mengakibatkan reaksi kimia terjadi secara cepat antara air dengan oksigen terlarut pada permukaan katode. Berikut adalah reaksi kimia yang terjadi pada elektrode katode:
Prinsip kerja DO meter adalah berdasarkan fenomena polarografi yang terjadi di antara dua elektrode katode dan anode. Tegangan listrik negatif diberikan kepada elektrode katode. Adanya tegangan negatif ini akan mengakibatkan reaksi kimia terjadi secara cepat antara air dengan oksigen terlarut pada permukaan katode. Berikut adalah reaksi kimia yang terjadi pada elektrode katode:
O2 + 2H2O + 2e– → H2O2 + OH–
H2O2 + 2e– → 2OH–
Tegangan
listrik akan terus naik sampai mencapai nilai jenuhnya, yang setara
dengan sudah bereaksinya seluruh oksigen terlarut pada permukaan
elektrode katode. Tegangan listrik jenuh ini ditandai dengan hampir
naiknya pembacaan arus listrik, setelah beberapa saat diam di satu nilai
meskipun nilai tegangan dinaikkan. Setelah melewati nilai tegangan
jenuh ini, arus listrik terus naik jika tegangan terus ditambah. Naiknya
nilai arus ini terjadi karena reaksi kimia lain telah terjadi, terutama
adalah reaksi pecahnya molekul air H2O menjadi ion H+ dan OH–.
Hasil pengukuran yang tampil di alat do meter berupa nilai oksigen terlarut didapatkan dari nilai arus listrik pada saat semua oksigen terdifusi pada permukaan elektrode katode. Dengan kata lain, arus listrik yang terbaca pada saat sistem mencapai tegangan jenuh, setara dengan besaran oksigen terlarut. Dengan menggunakan metode kalibrasi linier seperti kurva di atas, didapatkan nilai oksigen terlarut yang dicari.
Arus listrik yang kita bahas di atas tidak secara langsung merepresentasikan besarnya kandungan oksigen terlarut yang kita ukur. Sebab, oksigen yang bereaksi pada permukaan elektrode katode adalah oksigen yang telah menembus membran teflon pada ujung sensor DO meter. Masuknya oksigen terlarut menembus membran ini adalah karena adanya tekanan parsial yang dimiliki oksigen terlarut, didukung dengan tegangan listrik negatif pada elektrode katode. Sehingga DO meter sebenarnya adalah mengukur tekanan oksigen yang mengalir ke dalam membran. Semakin banyak kandungan oksigen di dalam larutan, akan semakin besar tegangan parsial oksigen, sehingga akan semakin banyak jumlah oksigen yang akan menembus membran teflon sensor DO meter. Semakin banyaknya oksigen yang masuk ke dalam membran, maka pembacaan arus listrik pada rangkaian sistem DO meter menjadi semakin tinggi.
No comments:
Post a Comment